Tertidur berbantal sebelah lengan Berselimut debu jalanan Rindang pohon jalan menunggu rela Kawan setia sehabis bekerja Siang di seberang sebuah istana Siang di seberang istana sang raja Kotak semir mungil dan sama dekil Benteng rapuh dari lapar memanggil Gardu dan mata para penjaga Saksi nyata yang sudah terbiasa Tamu negara tampak terpesona Mengelus dada gelengkan kepala Saksikan perbedaan yang ada Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan hidungmu (matamu) Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Gema azan ashar sentuh telinga Buyarkan mimpi sikecil siang tadi Dia berdiri malas melangkahkan kaki Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi