Pokok pinus di tengah hutan terduduk ia sendiri menjerit tak bersuara Angin gunung basa-basi menyapa dan terbang entah ke mana Jalan setapak terbungkus kabut darahku dan jiwaku menyatu ditelan bumi kerlap-kerlip kunang-kunang memancarkan kebisuan Aku berjalan hanya dengan mata hati, bernafas hanya dengan tekad Aku mendaki penuh dengan teka-teki
Di manakah matahariku? Aku terantuk sebatang dahan melintang di depanku menghentikan pengembaraan Tanda tanya, gundah hati kapankah akan terjawab? Di sinilah, di dalam dada menetes temurun cintaku bara hidup Di sinilah di dalam jiwa mengalir hasratku mengikuti petunjukMu mengikuti petunjukMu