Di ruang-ruang kota Di celah-celah pinggir desa Di dalam banglo bilik istana kamar si rumah usang Di dalam petak teratak usang si rumah sewa Di dalam di mana saja Di situlah bermula kisah ambilah Di ruang-ruang hotel mewah berbintang lima Di dalam bilik-bilik kecil katil hotel-hotel berharga murah Di dalam hamparan bendang,ladang dan sawah Di dalam taman,tasik segala bermula kisah ambilah Di dalam semak belukar petak usang atau mobil mewah Embun menjadi tegar kekasih saling berikrar Merpati dua sejoli bermadu kasih perit,pedih,rintih,nikmat,keluh,resah Jadi derita ambilah Dari setitis air mengalir menjadi seketul darah dari seketul darah Menjadi segumpal daging merah Berdegup jantung nya bernangis bernyawa Sayang hanya dibuat umpama seurat sebutir sampah Tanggis nya mengisi dunia Siapa mama nya siapa papa nya Siapa yang empunya Jangan ditanya siapa papa dan siapa mama nya lagi Dia hanyalah bayi merah Hanya bayi merah yang wujud dari rahim seorang wanita Yang tidak dan belum mengerti apa-apa Ambilah ingin segera ku dengarkan azan di telinga tika mata mu pejam Ingin segera ku kenalkan mu pada dunia saat tika mata mu jaga Ambilah adakah kau bisa menghadapi semesta yang menanti Dengan sejumlah sejuta taring yang berbisa Senda,tawa hilai dunia usah la kau kecewa berputus asa Ambilah ingin ku melihat dikau mendaki puncak bukit menara tinggi menhirup erti hidup Memeluk sari enti bunga dunia memeluk alam semesta Ambila ingin ku lihat kau dewasa merangkak bertatih jatuh bangkit bangun semula Berlari ke kaki pelangi mengejar mimpi melewati samudera dengan sayap irama Sesekali gendong la dia ajak la dia bicara sewaktu-waktu timang la dia Dan buat dia ketawa kerana dia juga seperti anak kecil yang lainnya Tulis la luka ambilah tulis la di dinding-dinding rumah Tulis la di kaca-kaca pada setiap wajah yang kau jumpa kalimah yang kau kutip dari Butir sejarah Tulis la duka ambilah tulis la bertapa hari-hari yang kau lalui bertapa kau sunyi sepi Dingin nya sedingin salji walau berdiri mu di panas terik mentari Tulis la rindu ambilah tulis la atas pasir dan tanah Tulis la dengan jari-jemari yang tidak pernah merasa nikmat sentuhan papa dan mama Tulis la tulis la tulis la ambilah Agar dapat ku khabarkan pada semua tidak akan lahir sejuta janin tak berdosa Seorang lagi ambilah Dan pabila tanggis nya pertama kali mengisi dunia Nyaring garing memecah suasana hening subuh gelita Di dalam dingin pagi begini embun menjadi saksi Mentari ku bersedih si gebu kecil mengigil si mongel kecil memangil (ambilah...ambilah....ambilah ar... ambilah...ambilah..ambilah... arr....)